26 April 2011

PADA KETIKA INI...

Seorang lelaki berjumpa dengan seorang Guru. Katanya:"Guru, saya sudah bosan hidup. Benar-benar bosan. Rumah tangga saya porak peranda. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu gagal. Saya ingin mati". Sang Guru tersenyum: "Oh, kamu sakit". "Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sihat. Hanya bosan dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati". Seolah-olah tidak mendengar kata-kata lelaki tersebut, Sang Guru berkata, "Kamu sakit. Penyakitmu itu bernama 'Alahan Hidup'. Ya, kamu alahan terhadap kehidupan".
Banyak sekali di antara kita yang alah terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disedari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai Kehidupan ini mengalir terus tetapi kita menginginkan keadaan status-quo. Kita tidak melakukan apa-apa, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit.
Penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit. Usaha pasti ada pasang-surutnya. Dalam berumah-tangga, pertengkaran kecil itu memang wajar. Persahabatan pun tidak selalu mesra. Apakah yang abadi dalam hidup ini? Kita tidak menyedari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita.
"Penyakitmu itu boleh disembuhkan, asal kamu benar-benar bertekad ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku", kata Sang Guru. "Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul bosan. Tidak, saya tidak ingin hidup lebih lama lagi", lelaki itu menolak tawaran sang Guru. "Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati ?", tanya Sang Guru. "Ya, memang saya sudah bosan hidup", jawab lelaki itu lagi. "Baiklah. Kalau begitu besok petang kamu akan mati. Ambillah botol ubat ini. Malam nanti, minumlah separuh isi botol ini. Sedangkan separuh sisanya kau minum besok petang jam enam. Maka esok jam lapan malam kau akan mati dengan tenang".
Kini, giliran lelaki itu menjadi bingung. Sebelumnya, semua Guru yang dia temui selalu berupaya untuk memberikan semangat hidup. Namun, Guru yang satu ini aneh. Bukan memberi semangat hidup, malah menawarkan racun. Tetapi, kerana dia memang sudah betul-betul bosan, dia menerimanya dengan senang hati. Setibanya di rumah, dia terus meminum setengah botol racun yang disebut 'ubat'oleh Sang Guru itu tadi.
Lalu, dia merasakan ketenangan yang tidak pernah dirasakan sebelum ini. Begitu rileks, begitu santai! Tinggal satu malam dan satu hari dia akan mati. Dia akan terbebas dari segala macam masalah. Malam itu, dia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran Jepun. Sesuatu yang tidak pernah dia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Ini adalah malam terakhirnya. Dia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, dia bersenda gurau. Suasananya amat harmonis. Sebelum tidur, dia mencium isterinya dan berbisik, "Sayang, aku mencintaimu". Sekali lagi, kerana malam itu adalah malam terakhir, dia ingin meninggalkan kenangan manis.
Esoknya, bangun dari tidur, dia membuka tingkap bilik dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan dia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Setengah jam kemudian dia kembali ke rumah, dilihat isterinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, dia masuk dapur dan membuat dua cawan kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk isterinya. Kerana pagi itu adalah pagi terakhir, dia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang isteri merasa aneh sekali dan berkata : "Sayang, apa yang terjadi hari ini? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku sayang".
Di pejabat, dia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Pekerjanya pun bingung, "Hari ini, Boss kita nampak aneh ya?" Dan sikap mereka terhadap dia pun turut berubah. Mereka pun menjadi lembut. Kerana siang itu adalah siang terakhir, dia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekelilingnya berubah. Dia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan menghargai terhadap pendapat-pendapat yang berbeza. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Dia mulai menikmatinya.
Pulang ke rumah jam 5 petang, dia melihat isteri tercinta menunggunya di depan rumah. Kali ini isterinya memberikan ciuman kepadanya sambil berkata, "Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu menyusahkan kamu". Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, "Ayah, maafkan kami semua. Selama ini, ayah selalu tertekan kerana tingkah laku kami". Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali.Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Dia melupakan niatnya untuk membunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol 'ubat' yang sudah diminumnya petang semalam? Dia terus pergi menemui Sang Guru. Melihat wajah lelaki itu, Sang Guru terus mengetahui apa yang telah terjadi dan berkata,
"Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kamu sudah sembuh! Apabila kamu hidup pada ketika ini (live the moment), apabila kamu hidup dengan kesedaran bahawa maut dapat menjemput kamu pada bila-bila masa saja, maka kamu akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Berlembutkan dengan hidupmu, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kamu tidak akan bosan. Kamu akan mula merasai hidup. Itulah rahsia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan." Lelaki itu mengucapkan terima kasih kepada Sang Guru, lalu terus pulang ke rumah untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Semenjak hari itu, dia tidak pernah lupa untukhidup pada ketika ini (live the moment). Itulah sebabnya, dia selalu bahagia, selalu tenang, selalu HIDUP.

22 April 2011

KUINGATKAN DIRIKU DAN DIRIMU...


"Sebaik-baik wanita ialah yang tidak memandang dan tidak dipandang oleh lelaki."
Aku tidak ingin dipandang cantik oleh lelaki. Biarlah aku hanya cantik di matamu. Apa gunanya aku menjadi perhatian lelaki andai murka Allah ada di situ.
Apalah gunanya aku menjadi idaman banyak lelaki sedangkan aku hanya bisa menjadi milikmu seorang.
Aku tidak merasa bangga menjadi rebutan lelaki bahkan aku merasa terhina diperlakukan sebegitu seolah-olah aku ini barang yang bisa dimiliki sesuka hati.
Aku juga tidak mau menjadi penyebab kejatuhan seorang lelaki yang dikecewakan lantaran terlalu mengharapkan sesuatu yang tidak dapat aku berikan.
Bagaimana akan kujawab di hadapan Allah kelak andai ditanya? Adakah itu sumbanganku kepada manusia selama hidup di muka bumi?
Kalau aku tidak ingin kau memandang perempuan lain, aku dululah yang perlu menundukkan pandanganku. Aku harus memperbaiki dan menghias peribadiku karena itulah yang dituntut oleh Allah.
Kalau aku ingin lelaki yang baik menjadi suamiku, aku juga perlu menjadi perempuan yang baik. Bukankah Allah telah menjanjikan perempuan yang baik itu untuk lelaki yang baik?
Tidak kunafikan sebagai remaja, aku memiliki perasaan untuk menyayangi dan disayangi. Namun setiap kali perasaan itu datang, setiap kali itulah aku mengingatkan diriku bahwa aku perlu menjaga perasaan itu karena ia semata-mata untukmu.
Allah telah memuliakan seorang lelaki yang bakal menjadi suamiku untuk menerima hati dan perasaanku yang suci. Bukan hati yang menjadi labuhan lelaki lain. Engkau berhak mendapat kasih yang tulen.
Diriku yang memang lemah ini telah diuji oleh Allah saat seorang lelaki ingin berkenalan denganku. Aku dengan tegas menolak, berbagai macam dalil aku kemukakan, tetapi dia tetap tidak berputus asa.
Aku merasa seolah-olah kehidupanku yang tenang ini telah dirampas dariku. Aku bertanya-tanya adakah aku berada di tebing kebinasaan? Aku beristigfar memohon ampunan-Nya. Aku juga berdoa agar Pemilik Segala Rasa Cinta melindungi diriku dari kejahatan.
Kehadirannya membuatku banyak memikirkan tentang dirimu. Kau kurasakan seolah-olah wujud bersamaku.
Di mana saja aku berada, akal sadarku membuat perhitungan denganmu. Aku tahu lelaki yang menggodaku itu bukan dirimu. Malah aku yakin pada gerak hatiku yang mengatakan lelaki itu bukan teman hidupku kelak.
Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup. Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang wujud di mana-mana.
Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita yang lain, dilamar lelaki yang bakal memimpinku ke arah tujuan yang satu.
Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, juga harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaan seluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wassalam, yang mampu mendebarkan hati jutaan gadis untuk membuat aku terpikat.
Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu janji Allah.
Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu jangan dibazirkan perasaan itu karena kita masih tidak mempunyai hak untuk membuat begitu.
Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan. Aku takut perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik dalam kehidupan kita kelak.
Permintaanku tidak banyak. Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu pada mencari redha Illahi.
Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu.
Bahkan aku amat bersyukur pada Illahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid itu.
Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku. Aku pasti berendam airmata darah, andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu kepadaku.
Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan mencintai Allah, kau akan mencintaiku karena-Nya. Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa. Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga.
Seorang gadis yang membiarkan dirinya dikerumuni, didekati, diakrabi oleh lelaki yang bukan muhrimnya, cukuplah dengan itu hilang harga dirinya di hadapan Allah. Di hadapan Allah. Di hadapan Allah.

Yang dicari walau bukan putera raja, biarlah putera Agama.
Yang diimpi, biarlah tak punya rupa, asal sedap dipandang mata.
Yang dinilai, bukan sempurna sifat jasmani, asalkan sihat rohani dan hati.
Yang diharap, bukan jihad pada semangat, asal perjuangannya ada matlamat.
Yang datang, tak perlu rijal yang gemilang, kerana diri ini serikandi dengan silam yang kelam.
Yang dinanti, bukan lamaran dengan permata, cukuplah akad dan janji setia.
Dan yg akan terjadi, andai tak sama dgn kehendak hati, insyaAllah ku redha ketetapan Illahi...

Wahai wanita, ku ingatkan diriku dan dirimu, peliharalah diri dan jagalah kesucian, semoga redha Allah akan sentiasa mengiringi dan memberkati perjalanan hidup ini.

16 April 2011

RESAHNYA JIWA...

Selebat gerimis di hati..
Semisteri air di Laut Mati..
Mengapa kau menangis duhai diri?
Mengapa kau merasa dunia ini tidak lagi beerti?
Mengapa kau meragui kasihnya Illahi?
Mengapa kau tidak percaya adanya Allah di sisi?

Kau mencari-cari..
Meraba-raba di gelap hati pada malam hari yang sepi..
Kau bingung. Nanar dalam ramai.
Kau tidak mengerti mengapa ini yang harus kau hadapi.
Kau menanti, bilakah yang kau mahu akan bisa kau dapati.
Kau merasa Tuhan tak lagi menyayangi.

Mengapa?
Mengapa begitu?

Oh, jangan! Sekali-kali jangan!
Engkau jiwa yang baik,
Jiwa yang rindu,
Cuma engkau keliru...

Jangan! Sekali-kali jangan!
Engkau sedang menzalimi dirimu..
Padahal engkau tidak berhak disakiti..
Jasad dan rohmu adalah anugerah terindah dari Illahi,
Maka mengapa engkau tegar melukai?

Jangan! Sekali-kali jangan!
Engkau jiwa yang besar yang dikasihi Tuhan.
Engkau jiwa hebat yang benar-benar berpotensi menyengat
Engkau jiwa kebal yang kali pada ujian
Engkau sebenarnya berambisi tinggi, lalu mengapa kau pilih untuk tersakiti?

Jangan! Sekali-kali jangan!
Engkau sentiasa punya satu lagi pilihan.
Iaitu kembali kepada luasnya kehidupan bertuhan.
Kembali berteduh di bawah redup kasih Illahi.
Kembali kepada DIA.

Ya, bak kata para cendikiawan
"Bersama Tuhanmu, apapun mungkin!"
"Bersama Tuhanmu, kekalahan pun adalah kemenangan."
Maka, tak harus berduka gitu dong!

Senyum!

15 April 2011

KERANA DIA WANITA YANG MENJAGA KEHORMATANNYA...

Aku setiap hari menatap wanita itu dari jauh,perasaan cinta ini tak mungkin aku bendung terus menerus tapi aku pun tak perlu mengungkapkannya. Cukup dengan melihatnya hati ini sudah merasakan keindahan ciptaan-Nya,

Sosoknya yang misteri yang membuat laki-laki ingin mendekatinya. Tapi buat aku, dengan jilbabnya, dengan kelembutannya, aku segan untuk mendekatinya.

Andaikan aku menampakkan apa yang tersirat dalam hatiku, lalu dia menjauhiku maka hancurlah aku. Dan sudah pasti dia akan lebih jauh dari pandanganku saat ini. Kerana dia wanita yang menjaga kehormatannya.

===============================


Cinta

Kehidupan di dunia ini tak lepas dari dua hal yaitu Cinta dan Benci. Bukan hal yang perlu di tutupi lagi kalau kita sedang mencintai seseorang atau mungkin membenci seseorang, kita akan mengungkapkannya dengan sepenuh hati bila kita mencintai seseorang,begitupun dengan kebencian, kita akan mengungkapkannya mungkin dengan lisan mahupun bahasa tubuh.

Namun perlu di sedari tidak semua cinta dan benci perlu di ungkapkan. Seperti kisah di atas. Kisah yang seharusnya membuat kita tersedar bahawa tidak semua cinta perlu di perlihatkan kepadanya atau kepada setiap orang.

Kita tahu ketika kita memilih calon yang akan mendampingi kita, awal yang kita pandang adalah fizikal lalu perilakunya. Dari dua hal itulah kita sering terperangkap akan cinta. Namun kita kadang terlupa dengan kata Rasulullah bahawa agamalah yang layak paling kita perhatikan.

“Janganlah kamu menikahi wanita kerana kecantikannya, mungkin saja kecantikan itu membuatmu hina. Jangan kamu menikahi wanita kerana harta / takhtanya mungkin saja harta / takhtanya membuatmu melampaui batas. Akan tetapi nikahilah wanita kerana agamanya. Sebab, seorang wanita yang solehah, meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama” (HR. Ibnu Majah)

Ketika kita telah menemukan apa yang kita cintai, maka cintailah mereka dengan sewajarnya, entah itu pasangan kita, sahabat-sahabat kita, atau anak-anak kita. Jikalau kita menumpahkan cinta secara berlebihan, maka kemungkinan besar kita akan terjebak dalam kondisi "Di rendahkan”.

Kenapa?? Kerana sudah tentu cinta kita pada mereka adalah titik kelemahan kita untuk menuruti apapun yang mereka kehendaki. Sikap manja ,menghamburkan harta buat sesuatu yang tidak begitu penting, bahkan berkorban apapun agar mereka suka.

Padahal yang berhak untuk itu semua hanyalah cinta kita pada Allah Azza Wa Jalla, bukan kepada makhluk-Nya. Sedarkah kita??

Sikap Benci

Jika kita membenci seseorang kerana mereka menyakiti kita, janganlah kita menampakkan hal itu. Jika itu kita lakukan maka mereka akan menyedari untuk lebih berhati-hati terhadap kita, bererti kita telah mengajak mereka berseteru.

Begitu banyak permusuhan berawal dari kebencian dan berakhir dengan saling menyakiti. Hal seperti ini tidak akan membuat masalah selesai,bahakan akan terus menerus memuncak.

Maka, sebaiknya yang kita lakukan adalah bersikap ramah dan berbuat baik.Kebencian itu dengan sendirinya akan luluh kerana akan ada rasa malu dari diri kita dan tentu dari diri mereka. Bila kita tak mampu megendalikan amarah terhadap kebencian itu, maka segeralah menjauh, jangan sampai kita saling menyakiti.

Ingatlah,lidah adalah sumber dari segala masalah. Maka jagalah lidah kita.

“Seseorang yang berkeinginan kuat adalah ketika dia mampu menyembunyikan rasa cinta dan bencinya,sehingga tidak adanya sikap berlebih-lebihan ” (Ibnu Al Jauzy).

Wallahu'alam...

sumber: web

01 April 2011

PAHLAWAN NERAKA...

Suatu hari satu pertempuran telah berlaku di antara pihak Islam dengan pihak Musyrik. Kedua-dua belah pihak berjuang dengan hebat untuk mengalahkan antara satu sama lain. Tiba saat pertempuran itu diberhentikan seketika dan kedua-dua pihak pulang ke markas masing-masing. 
Di sana Nabi Muhammad S.A.W dan para sahabat telah berkumpul membincangkan tentang pertempuran yang telah berlaku itu. Peristiwa yang baru mereka alami itu masih terbayang-bayang di ruang mata. Dalam perbincangan itu, mereka begitu kagum dengan salah seorang dari sahabat mereka iaitu, Qotzman. Semasa bertempur dengan musuh, dia kelihatan seperti seekor singa yang lapar membaham mangsanya. Dengan keberaniannya itu, dia telah menjadi buah mulut ketika itu. 
“Tidak seorang pun di antara kita yang dapat menandingi kehebatan Qotzman,” kata salah seorang sahabat.
Mendengar perkataan itu, Rasulullah pun menjawab, “Sebenarnya dia itu adalah golongan penduduk neraka.” 
Para sahabat menjadi hairan mendengar jawapan Rasulullah itu. Bagaimana seorang yang telah berjuang dengan begitu gagah menegakkan Islam boleh masuk dalam neraka. Para sahabat berpandangan antara satu sama lain apabila mendengar jawapan Rasulullah itu.
Rasulullah sedar para sahabatnya tidak begitu percaya dengan ceritanya, lantas baginda berkata, “Semasa Qotzman dan Aktsam keluar ke medan perang bersama-sama, Qotzman telah mengalami luka parah akibat ditikam oleh pihak musuh. Badannya dipenuhi dengan darah. Dengan segera Qotzman meletakkan pedangnya ke atas tanah, manakala mata pedang itu pula dihadapkan ke dadanya. Lalu dia terus membenamkan mata pedang itu ke dalam dadanya.” 
“Dia melakukan perbuatan itu adalah kerana dia tidak tahan menanggung kesakitan akibat dari luka yang dialaminya. Akhirnya dia mati bukan kerana berlawan dengan musuhnya, tetapi membunuh dirinya sendiri. Melihatkan keadaannya yang parah, ramai orang menyangka yang dia akan masuk syurga. Tetapi dia telah menunjukkan dirinya sebagai penduduk neraka.” 
Menurut Rasulullah S.A.W lagi, sebelum dia mati, Qotzman ada mengatakan, katanya, “Demi Allah aku berperang bukan kerana agama tetapi hanya sekadar menjaga kehormatan kota Madinah supaya tidak dihancurkan oleh kaum Quraisy. Aku berperang hanyalah untuk membela kehormatan kaumku. Kalau tidak kerana itu, aku tidak akan berperang.” 
Riwayat ini telah dirawikan oleh Luqman Hakim.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...