Malam...
Keindahan, kesepian, kedinginan, kesyaduanmu meyimpan segala rahsia yang telah berlaku di zaman silam.
Gelapmu kadang-kala jadi penyeri ibadat para abid yang merindukan Tuhan.
Tapi adakalanya kesempatan bagi pendosa yang menyangka malam dapat melindungi ia dari penglihatan Tuhan-Nya.
Kesunyian di tunggu oleh sepasang kekasih memadu kasih. Cumbu rayu menjadi bisikan yang gemersik menyuburkan kasih.
Dan malam datang menjanjikan saat itu.
Saat si abid berdiri, duduk dan baring menyebut nama Allah yang satu.
Habibah Al-Adawiyah merintih di waktu malam: "Tuhanku, bintang-bintang telah menghilang di balik awan. Mata insan telah tidur lelap. Pintu-pintu istana para maharaja telah terkunci. Lalu setiap kekasih telah berdua-duaan dengan kekasihnya. Dan inilah aku tampil mengadap-Mu..."
Dan malam juga adalah detik hamba yang berdosa rujuk pada keampunan-Nya.
Lalu dalam derai air matanya yang gugur di dada malam meluncurlah kata-kata penyesalan atas keterlanjuran dan kesalahan.
Seolah-olah terdengarlah di telinganya makna sebuah firman, "Demi malam apabila telah sunyi, Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tidak pula membenci kamu.". Ad-Dhuha.
Malam...
Kalau ia dipenuhi ribut petir yang dasyat, kenangilah azab Tuhanmu.
Kalau ia dihiasi bulan dan bintang, haraplah rahmat-Nya. Keindahannya biar menerangi hatimu, kegelapannya usah menghitamkan amalmu.
Uwais Al-Qarni meyambut kedatangan malam dengan katanya, "Ini malam rukuk," lalu beliau pun sembahyang dengan rukuknya panjang-panjang hingga menjelang fajar. Di malam yang lain ia berkata, "Inilah malam sujud." Lalu sujudlah beliau sepanjang malam sampai fajar tiba sebagai pamitan malam beransur hilang. Itulah malam pada Uwais Al-Qarni.
Awas! Kedatangan malam mungkin seiring dengan saat kematian. Tidurmu mungkin untuk selama-lamanya. Kegelapan malam mungkin bersambung ke alam kubur. Dan malam itu terakhir buatmu selama di dunia. Mungkin kerana menyedari hakikat inilah Rasulullah s.a.w pernah mengajar kita berdoa ketika mahu masuk tidur, "Ya Allah, dengan nama-Mu Yang mematikan dan Yang menghidupkan."
Esok ketika bangun dari tidur kita dianjurkan berdoa, "Syukur kepada Allah yang menghidupkan kita setelah kita dimatikan. Dan kepada-Nyalah kita akan dikembalikan. "Tidur adalah lambang kematian. Dan malam, ketika memejamkan mata di waktu malam, kenangilah walau sedetik saat kematian. Mudah-mudahan kau dapat merasai secebis rasa seperti yang dialami oleh
seorang wali Amir bin Abdullah: "Tidak ada aku lihat sesuatu yang dinamakan syurga, di mana pencarinya asyik tidur. Dan tidak pernah pula aku lihat sesuatu yang dinamakan neraka, di mana orang yang hendak menghindarinya asyik tidur saja."
Malam adalah pesta ibadat bagi kekasih-kekasih Allah. Di sana mereka perolehi ketenangan. Ketenangan yang abadi... Kebahgiaan yang hakiki.
Malam...
Selagi dunia masih berdenyut dengan gerak dan suara kehidupan, selagi itulah kau pasti menjelang. Kau adalah tanda-tanda kebesaran-Nya. Keindahanmu jadi sumber ilham penyair dan pujangga. kejadianmu menjadi kajian para ilmuan dan sarjana. Tetapi siapakah yang akan memuji Dia yang menciptamu?
Malam...
Janganlah kau lindungi insan daripada melihat Penciptamu. Jangan dikaburi kehebatan Penciptamu dengan kegelapanmu. Berapa ramaikah insan yang melihat keindahanmu terdetik rasa di dalam jiwa, hingga hatinya berkata, "Malam... Engkau indah, tapi Penciptamu jauh lebih indah!"
Wallahualam^^...
Tiada ulasan:
Catat Ulasan